Minggu, 13 November 2011

Makalah Seminar Nasional Sastra Indonesia Mutakhir di Aula Rektorat Universitas Lambung Banjamasin, 29 Oktober 2011

REKAM JEJAK KIPRAH SASTRAWAN KALSEL DI JAGAT NASIONAL SASTRA INDONESIA

Oleh Tajuddin Noor Ganie

BAROMETER SASTRAWAN NASIONAL BAGI SASTRAWAN KALSEL
Tidak semua sastrawan Kalsel telah menunjukkan kiprahnya di jagat nasional sastra Indonesia (JNSI). Namun, cukup sulit bagi penulis untuk memilih kriteria yang digunakan sebagai barometernya.
Sementara belum ada kriteria yang diresmikan, maka untuk sementara waktu penulis menetapkan sejumlah kriteria subjektif untuk menetapkan sastrawan Kalsel yang telah berkiprah di JNSI, yakni.
1. Pernah memublikasikan karya sastranya di Majalah Sastra Horison Jakarta.
2. Pernah menjadi peserta forum sastra berskala nasional.
3. Karya sastranya ikut dimuat dalam antologi karya sastra berskala nasional
4. Pernah meraih prestasi sebagai pemenang dalam sayembara menulis karya sastra berskala nasional
5. Biografi kesastrawanannya ikut dimuat dalam buku-buku referensi sejenis buku pintar sastra Indonesia, ensiklopedi sastra Indonesia, dan leksikon susastra Indonesia
Terus terang penulis tidak memiliki referensi lengkap menyangkut 5 kriteria yang ditetapkan di atas. Referensi yang digunakan sebatas pada apa yang ada pada penulis saja. Sehubungan dengan itu mohon maaf dan harap maklum jika tulisan ini masih perlu dilengkapi di sana-sini.

MERAYU SUKMA, 1940
Jagat nasional sastra Indonesia (JNSI) mulai diresmikan keberadaannya sejak tahun 1920 dengan patok utamanya penerbitan roman Azab dan Sengsara karangan Merari Siregar (Balai Pustaka Jakarta, 1920). Pada masa Balai Pustaka 1920-1933 belum ada sastrawan Kalsel yang berkiprah di JNSI.
Selanjutnya pada zaman Pujangga Baru 1933-1942, sudah ada sastrawan Kalsel yang tercatat berkiprah di JNSI, yakni Merayu Sukma (Banjarmasin, 1914). Pada tahun 1040 setidak-tidaknya telah terbit 6 judul roman karangan Merayu Sukma, yakni.
1. Kunang-kuning Kuning, Merayu Sukma, 1940. Medan : Penerbit Bokh Cerdas.
2. Berlindung Dibalik Tabir, Merayu Sukma, 1940. Medan : Penerbit Bokh Cerdas.
3. Menanti Kekasih Dari Mekah, Merayu Sukma, 1940. Medan : Penerbit Dunia Pengalaman.
4. Teratai yang Terkulai, Merayu Sukma, 1940. Medan : Penerbit Dunia Pengalaman.
5. Yurni Yusri, Merayu Sukma, 1940. Medan : Penerbit Cerdas.
6. Sinar Membuka Rahasia, Merayu Sukma, 1940. Medan : Penerbit Cerdas.
(Ganie, 2010:274-277)
Roman/novel Merayu Sukma di atas tidak diterbitkan oleh Balai Pustaka tetapi diterbitkan oleh sejumlah penerbit swasta di kota Medan. Ini berarti Merayu Sukma sesungguhnya lebih patriotik atau bahkan lebih nasionalis dibandingkan dengan sastrawan Indonesia sezaman yang bersedia tunduk kepada aturan yang dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda dalam hal penulisan karya sastra (Nota Rinkes, 1920).
Pada zaman kolonial Jepang 1942-1945, Merayu Sukma semakin memantapkan posisinya sebagai sastrawan di JNSI. Roman karangan Merayu Sukma berjudul Putra Mahkota yang Terbuang (Penerbit Syaiful Medan, 1943) merupakan satu-satunya roman yang terbit di tanah air kita pada zaman kolonial Jepang.
Masih di zaman kolonial Jepang, Merayu Sukma berhasil menorehkan prestasi yang gemilang yakni sebagai pemenang pertama dalam menulis naskah drama yang diselenggarakan oleh Keimin Bunka Shidoso pada tahun 1943.
Selepas zaman kolonial Jepang, yakni zaman orde lama 1945-1949, Merayu Sukma menerbitkan 1 judul antologi puisi pribadi berjudul Jiwa Merdeka (Malang, 1946), dan 8 judul roman, yakni.
1. Dalam Gelombang Darah, Merayu Sukma, 1946. Medan : Penerbit Usaha Merdeka.
2. Gema Dari Menara, Merayu Sukma, 1946. Medan : Penerbit Usaha Merdeka.
3. Pahlawan Pedih, Merayu Sukma, 1946. Medan : Penerbit Usaha Merdeka.
4. Menurutkan Jejak di Padang Pasir, Merayu Sukma, 1948. Medan : Penerbit Cerdas.
5. Mariati Wanita Ajaib, Merayu Sukma, 1949. Medan : Penerbit Cerdas.
6. Kawin Cita-cita, Merayu Sukma, 1949. Medan : Penerbit Sinar Harapan.
7. Di Lereng Hayat, Merayu Sukma, 1949. Medan : Penerbit Cerdas.
8. Jurang Meminta Kurban, Merayu Sukma, 1949. Medan : Penerbit Cerdas.
(Ganie, 2010:274-277)

ANDI AMRULLAH MACHMUD, 1964
Jakarta, 1-7 Maret 1964, sekitar 350 pengarang dari seluruh Indonesia menghadiri Konperensi Karyawan Pengarang Indonesia (KKPI). Penyelenggaraan KKPI disponsori oleh Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN), Organisasi Pengarang Indonesia (OPI), Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI), Badan Musyawarah Kebudayaan Islam (BMKI), Lembaga Kebudayaan Kristen Indonesia (LKI), dan para penanda-tangan Manifes Kebudayaan 17 Agustus 1963.
Tujuan diselenggarakannya KKPI adalah sebagai upaya nyata untuk membendung infiltrasi kaum komunis masuk ke dalam jajaran sastra, kesenian, dan kebudayaan). Pada akhir konperensi berhasil disusun dan disepakati Ikrar Pengarang Indonesia.
Salah seorang peserta KKPI dimaksud adalah Andi Amrullah Machmud. Beliau ketika itu tinggal di Malang dan datang ke Jakarta sebagai salah seorang peserta dari Jawa Timur. Andi Amrullah Machmud tercatat sebagai satu-satunya sastrawan kelahiran Kalsel (Pagatan, Tanah Bumbu, 14 Juni 1941) yang menghadiri KKPI. Sejak itu reputasi kesastrawanannya mulai dikenal secara nasional (meskipun di kemudian hari beliau lebih banyak memublikasikan karya sastranya di berbagai koran terbitan daerah Kalsel saja).

IAN EMTI. 1978
Tahun 1978, Ian Emti (Ir. H. Daliansyah MT) dengan novelnya berjudul Pada Sebuah Rumah berhasil meraih prestasi sebagai pemenang pertama dalam sayembara penulisan novel yang diselenggarakan oleh Penerbit Cypres Jakarta.
Berkat prestasinya itu, Penerbit Cypres Jakarta tidak hanya menerbitkan novelnya berjudul Pada Sebuah Rumah, tetapi juga menerbitkan 2 judul novelnya yang lain, yakni.
1. Perawan Tapi Hamil
2. Insan-insan Pop

LEKSIKON SASTRA INDONESIA MODERN, 1982 DAN 1983
Tahun 1982, Pamusuk Eneste menerbitkan buku berjudul Leksikon Kesusastraan Indonesia Modern (LKIM 1982) diterbitkan oleh PT Gramedia Jakarta. Jumlah entrinya sebanyak 136 buah. Di dalamnya cuma dimuat biografi atas nama 3 orang sastrawan Kalsel, yakni.
1. D. Zauhidihe (Kandangan)
2. H. Hijaz Yamani (Banjarmasin), dan
3. Hj. Yustan Aziddin (Banjarmasin).
Tahun 1983, LKIM dicetak ulang (LKIM 1983), isinya sama saja dengan LKIM 1982.

PUISI INDONESIA, 1987
Bertempat di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 3-4 September 1987 berlangsung forum penyair Indonesia bertajuk Puisi Indonesia 1987. Sesuai dengan sifat acaranya yang berlevel nasional, maka para pesertanya dengan sendirinya juga diakui sebagai sastrawan nasional. Sastrawan Kalsel yang diundang mengikuti kegiatan ini ada 7 orang, yakni. 1. Ahmad Fahrawi alm (Martapura)
2. Ajamuddin Tifani alm (Banjarmasin)
3. Burhanuddin Soebely (Kandangan)
4. Micky Hidayat (Banjarmasin)
5. Noor Aini Cahya Khairani alm (Banjarmasin),
6. Tarman Effendi Tarsyad (Banjarmasin) dan
7. Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin, tidak bisa hadir).
Sebelum diundang ke Jakarta, pihak panitia telah melakukan pengamatan terhadap publikasi karya sastra mereka di berbagai koran/majalah terbitan Jakarta. Tidak hanya itu, pihak panitia juga mengirim utusannya langsung ke Banjarmasin untuk memperoleh informasi mengenai publikasi karya sastra mereka di berbagai koran/majalah terbitan Banjarmasin.

LEKSIKON SASTRA INDONESIA MODERN, 1990
Tahun 1990, Pamusuk Eneste menerbitkan Leksikon Kesusastraan Indonesia Modern (Penerbit Djambatan Jakarta). Jumlah entrinya sebanyak 309 buah. Di dalam LKIM 1990 ini dimuat 11 entri biografi sastrawan Kalsel, yakni.
1. Ahmad Fahrawi alm (Martapura),
2. Ajamuddin Tifani alm (Banjarmasin)
3. D. Zauhidhie alm (Kandangan)
4. Eko Suryadi WS (Kotabaru)
5. Eza Thabry Husano alm (Banjarbaru),
6. Hijaz Yamani alm (Banjarmasin),
7. Maman S. Tawie (Banjarmasin)
8. Maseri Matali alm (Banjarmasin),
9. Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin),
10. Tarman Effendi Tarsyad (Banjarmasin), dan
11. Hj. Yustan Aziddin (Banjarmasin).

LEKSIKON SASTRA 1995
Tahun 1995, Suhendra Yusuf MA menerbitkan Leksikon Sastra (LS 1995) (Penerbit Mandar Maju Bandung). Jumlah entrinya sebanyak 3.297 buah (tebal buku 328+xxi). Namun, entri biografi sastrawan Kalsel tidaklah memadai, karena cuma 3 buah saja, yakni.
1. D. Zauhidhie (Kandangan),
2. Maman S. Tawie (Banjarmasin) dan
3. Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin)

REFLEKSI SETENGAH ABAD INDONESIA, 1995
Bertempat di Taman Budaya Surakarta (TBS), 15-17 Agustus 1995 berlangsung forum penyair Indonesia bertajuk Refleksi Setengah Abad Indonesia. Sesuai dengan sifat acaranya yang berlevel nasional, maka para pesertanya dengan sendirinya juga diakui sebagai sastrawan nasional. Sastrawan Kalsel yang diundang mengikuti kegiatan ini ada 5 orang, yakni.
1. MS Sailillah (Banjarmasin)
2. Micky Hidayat (Banjarmasin)
3. Nayanata (Banjarmnasin)
4. Noor Aini Cahya Khairani alm (Banjarmasin)
5. Rosydi Aryadi Saleh (Banjarmasin), dan
6. Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin).

LEKSIKON SUSASTRA INDONESIA, 2000
Tahun 2000, Korrie Layun Rampan menerbitkan Leksikon Susastra Indonesia (LSI 2000) (Penerbit PN Balai Pustaka Jakarta). Jumlah entrinya sebanyak 1.269 buah (tebal buku 576+xv), di dalamnya dimuat 26 buah entri sastrawan Kalsel, yakni.
1. Ahmad Fahrawi alm (Martapura)
2. Ajamuddin Tifani alm (Banjarmasin)
3. A. Mudjahiddin S (Banjarmasin)
4. Arifin Noor Hasby (Banjarmasin)
5. Arsyad Indradi (Banjarbaru)
6. Burhanuddin Soebely (Kandangan)
7. D. Zauhidhie alm (Kandangan)
8. Eddy Wahyuddin SP (Banjarmasin)
9. Eko Suryadi WS (Kotabaru)
10. Eza Thabry Husano alm (Banjarbaru)
11. Farouk HT (Yogyakarta)
12. Hamami Adaby (Banjarbaru)
13. H. Hijaz Yamani alm (Banjarmasin)
14. Jamal T. Suryanata (Pelaihari)
15. M. Fadjroel Rachman (Jakarta)
16. M. Saleh Saad alm (Jakarta)
17. M. Suriani Shidhiq (Bogor)
18. Maman S. Tawie
19. Maseri Matali alm (Kandangan)
20. Micky Hidayat (Banjarmasin)
21. Rusli S. Purma alm (Yogyakarta)
22. Salim Fachry (Kandangan)
23. Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin)
24. Tarman Effendi Tarsyad (Banjarmasin)
25. Yefigrata S. Grafutin (Jakarta)
26. Hj. Yustan Aziddin (Banjarmasin)

BIBLIOGRAFI SASTRA INDONESIA, 2001
Tahun 2001, Pamusuk Eneste menerbitkan bukunya berjudul Bibliografi Sastra Indonesia (Indonesia Tera Magelang). Didalamnya dimuat daftar buku-buku sastra yang telah terbit di Indonesia selama kurun waktu 1920-2000. Beberapa judul buku karangan sastrawan Kalsel juga ikut dimuat dalam daftar dimaksud, yakni.
1. Tanah Huma, D Zauhidhie, Hijaz Yamani, dan Yustan Aziddin, 1978. Jakarta : Pustaka Jaya
2. Jala yang Ditebar, Ahmad Fahrawi, 1981. Banjarmasin
3. Jam, Maman S Tawie dan Radius Ardanias, 1981. Banjarmasin
4. Aku Ingin Mencari Kata dalam Sajak, Ahmad Fahrawi, 1982, Banjarmasin.
5. Sebelum Tidur Berangkat, Eko Suryadi WS, 1982. Banjarmasin
6. Dawat, Eza Thabry Husano, 1982. Banjarbaru.
7. Dinding kaca, Maman S Tawie, 1982. Banjarmasin
8. Sajak-sajak Dahaga, Maman S Tawie, 1982. Banjarmasin
9. Bulu Tangan, Tajuddin Noor Ganie, 1982. Banjarmasin
10. Anggur, Tarman Effendi Tarsyad, 1982. Banjarmasin
11. Buku IV Siklus Lima Penyair Kalsel, Tajuddin Noor Ganie, 1983. Banjarmasin.
12. Buku V Siklus Lima Penyair Kalsel, Tarman Effendi Tarsyad, 1983. Banjarmasin.
13. Dibalik Bayang Bayang, Eko Suryadi WS, 1984. Banjarmasin
14. Kuala, Ezathabry Husano, 1984. Banjarbaru
15. Rakit Bambu, Ezathabry Husano, 1984. Banjarbaru
16. Surat dari Langit, Ezathabry Husano, 1984. Banjarbaru
Pemasukan data buku-buku sastra karangan sastrawan Kalsel ke dalam Bibliografi Sastra Indonesia susunan Pamusuk Eneste di atas menjadikan kiprah sastrawan Kalsel mulai diketahui orang di lingkup yang lebih luas lagi (berskala nasional).
Selama ini kiprah sastrawan Kalsel cuma diketahui sebatas di lingkup lokal saja, karena buku-buku sastra karangan mereka memang cuma beredar secara terbatas di daerah Kalsel saja (kecuali antologi puisi bersama Tanah Huma yang diterbitkan di Jakarta).

BUKU PINTAR SASTRA INDONESIA, 2001
Tahun 2001, Pamusuk Eneste meluncurkan Buku Pintar Sastra Indonesia (BPSI 2001) (Penerbit Buku Kompas Jakarta). BPSI 2001 merupakan pengembangan lebih lanjut LKIM 1990. Jumlah entrinya sebanyak 582 buah (tebal buku 290+xx), ada penambahan entri sebanyak 273 buah dibandingkan LKIM 1990. Khusus untuk entri biografi sastrawan Kalsel juga ada penambahan drastis, yakni sebanyak 35 buah, yakni.
1. A. Dimyatie Riesma (Marabahan)
2. A. Mudjahiddin S (Banjarmasin)
3. Ahmad Fahrawi alm (Martapura)
4. Ajamuddin Tifani alm (Banjarmasin)
5. Ariffin Noor Hasby (Banjarbaru)
6. Bajau Malela (Marabahan)
7. Bambang Rukmana (Tanjung)
8. Burhanuddin Soebely (Kandangan)
9. D, Zauhidhie alm (Kandangan)
10. Eko Suryadi WS (Kotabaru)
11. EM Yusran (Marabahan)
12. Eza Thabry Husano alm (Banjarbaru)
13. Farouk HT (Yogyakarta)
14. Hamami Adaby (Banjarbaru)
15. H. Hijaz Yamani alm (Banjarmasin)
16. Ibramsyah Amandit (Tamban, Barito Kuala)
17. Jaka Mustika (Marabahan)
18. Jamal T. Suryanata (Pelaihari)
19. M. Fajroel Rachman (Jakarta)
20. M. Saleh Saad alm (Jakarta)
21. HM Syaifullah Basri (Banjarbaru)
22. HM Sahasby alm (Banjarbaru)
23. Maman S Tawie (Banjarmasin)
24. Maseri Matali alm (Kandangan)
25. Noor Aini Cahya Khairani alm (Banjarmasin)
26. R. Syamsuri Sabri (Marabahan)
27. Rusli S. Purma alm (Yogyakarta)
28. Samsuni Sarman (Alalak Berangas, Barito Kuala)
29. Si Mawar Jingga (Marabahan)
30. Suriansyah (Marabahan)
31. Surya Achdiat (Marabahan)
32. Syarkian Noor Hadi (Marabahan)
33. Tajuddin Noor Ganie (Banjarmasin)
34. Tarman Effendi Tarsyad (Banjarmasin)
35. Hj. Yustan Aziddin alm (Banjarmasin)

ENSIKLOPEDI SASTRA INDONESIA, 2004
Tahun 2004, Penerbit Titian Ilmu Bandung menerbitkan Ensiklopedi Sastra Indonesia (ESI 2004). Jumlah entrinya sebanyak 2.948 buah (tebal buku 889 halaman). Tahun 2007, penerbit yang sama meluncur ESI Cetakan II (ESI 2007). Jumlah entri untuk sastrawan Kalsel sebanyak 35 buah. Uniknya, entri sastrawan Kalsel di dalam ESI 2007 sama persis dengan entri sastrawan Kalsel yang dimuat di dalam BPSI 2001 (Pamusuk Eneste).
ESI 2007 disusun oleh sebuah tim penyusun yang berada di bawah koordinasi Prof. Dr. Hasanuddin WS (Pemimpin Redaksi). Redaktur Ahli Penyelia ESI 2007 terdiri atas Prof. Dr. Mursal Esten, Prof. Dr. Yus Rusyana, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, dan Prof. Dr. Riris K. Toha Sarumpaet. Bertindak selaku Redaktur Tim Penyusun adalah Drs. Maizar Karim M. Hum, Drs. Endut Ahadiat M. Hum, Christian Ly SS, Drs. Yuldi, dan Drs. Ferli Zulhendri.

MAJALAH SASTRA HORISON JAKARTA
Majalah Sastra Horison Jakarta merupakan tempat publikasi karya sastra yang menjadi barometer pencapaian reputasi kesastrawanan dalam JNSI. Sastrawan Kalsel yang berhasil memublikasikan karya sastranya di Majalah Sastra Horison Jakarta, antara lain.
1. Ahmad Fahrawi (cerpen dan puisi))
2. Ajamuddin Tifani (Cerpen dan puisi)
3. H. Hijaz Yamani (puisi)
4. M. Rifani Djamhari (cerpen)
5. Maman S. Tawie (esei sastra)
6. Micky Hidayat (puisi)
7. Noor ini Cahya Khairani (esei sastra)
8. Tarman Effendi Tarsyad (puisi)
9. Yefigrata S. Grafutin (cerpen), dan
10. Zulfaisal Putra (esei sastra)

FARAH HIDAYATI, 2005
Tahun 2005, Farah Hidayati dengan novelnya berjudul Rumah Tumbuh berhasil meraih prestasi sebagai pemenang pertama dalam sayembara menulis novel remaja yang diselenggarakan oleh PT Grasindo Jakarta.

CAKRAWALA SASTRA INDONESIA 2005
Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 13-15 September 2005 berlangsung forum penyair Indonesia bertajuk Cakrawala Sastra Indonesia. Sesuai dengan sifat acaranya yang berlevel nasional, maka para pesertanya dengan sendirinya juga diakui sebagai sastrawan nasional. Sastrawan Kalsel yang diundang mengikuti kegiatan ini ada 5 orang, yakni.
1. Arifin Noor Hasby (Banjarbaru)
2. Burhanuddin Soebely (Kandangan),
3. Eza Thabry Husano (Banjarbaru, tidak bisa hadir)
4. Jamal T. Suryanata (Pelaihari)
5. Maman S Tawie (Banjarmasin)
6. Micky Hidayat (Banjarmasin)
7. Tarman Effendi Tarsyad (Banjarmasin) dan
8. Zulfaisal Putra (Banjarmasin).

PERTEMUAN PENYAIR NUSANTARA, PALEMBANG, 2011
Sembilan penyair Kalsel berhasil lolos dalam seleksi ikut serta mengisi antologi puisi bersama Akulah Musi yang dieditor oleh Ahmadun Yosi Herfanda, Anwar Putra Bayu, dan Isbedy Stiawan ZS (Palembang, 2011), yakni.
1. AA Ajang (Marabahan)
2. Abdurahman El Husaini (Martapura)
3. Ali Syamsuddin Arsi (Banjarbaru)
4. Arsyad Indradi (Banjarbaru)
5. Arief Rahman Heriansyah (Amuntai)
6. Eza Thabry Husano alm (Banjarbaru)
7. Jamal T. Suryanata (Pelaihari)
8. Mahmud Jauhari Ali (Kertak Hanyar)
9. Sandi Firly (Banjarbaru)
Berkaitan dengan itu, maka sembilan penyair Kalsel dimaksud juga diundang ikut serta dalam acara bertajuk Pertemuan Penyair Nusantara di Palembang, 16-19 Juli 2011. Dalam hal ini yang berkesempatan hadir ada 3 orang, yakni AA Ajang, Abdurrahman El Husaini, dan Arsyad Indradi.

SANDI FIRLY, UBUD, GIANYAR, BALI, 2011
Sandi Firly dengan novelnya berjudul Rumah Debu lolos seleksi ikut serta dalam acara Ubud Writer and Readers Festival (UWRF) di Ubud, Gianyar, Bali, 3 Oktober 2011). UWRF merupakan forum sastra bertaraf internasional, karena selain melibatkan para sastrawan Indonesia yang dipilih secara ketat oleh suatu tim kurator, juga melibatkan para sastrawan dari luar negeri.



BAHAN RUJUKAN
Eneste, Pamusuk. 2001. Bibliografi Sastra Indonesia. Magelang : Indonesia Tera
Eneste, Pamusuk. 2001. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
Hasanuddin WS, 2007. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung : Titian Ilmu. Cetakan II
Mahayana, Maman S. 2005. 9 Jawaban Sastra Indonesia : Sebuah Orientasi Kritik. Jakarta : Bening Publishing. Cetakan I.
Rampan, Korrie Layun. Leksikon Susastra Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Zaidan, dkk, Abdul Razak. 1994. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya. Cetakan I.